Eksplorasi Etnomatematika Pada Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Berdasarkan Konsep Matematika

    Etnomatematika memiliki potensi untuk membantu siswa mengembangkan minat yang lebih signifikan dalam belajar matematika (Ogunkunle & George, 2015; Haryanto, Nusantara, Subanji, & Rahardjo, 2017; Dewita, Mujib, & Siregar, 2019). Etnomatematika diartikan suatu bidang yang mempelajari usaha yang dilakukan seseorang dikarenakan adanya perbedaan budaya dengan tujuan untuk menelaah, melafalkan, dan menerapkan konsep berkaitan antara budaya dan matematika. Didalam etnomatematika menelaah bagaimana cara orang memahami, mengekspresikan dan mengaplikasikan konsep budaya yang dinyatakan secara matematis (Hariastuti, 2017: 28). Etnomatematika tidak bisa dipisahkan dari yang namanya kebudayaan lokal. Kebudayaan lokal dapat berupa produk-produk budaya berbentuk artefak seperti bangunan tradisional diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui pemikiran matematika (Supiyati, Hanum, & Jailani, 2019: 48). Menurut Rosa & Orey (2016), etnomatematika didefinisikan sebagai bentuk pengaplikasian keterampilan matematika, ide, prosedur, dan praktik yang diaplikasikan oleh sekelompok budaya melalui konteks yang erat dengan lingkungan budaya sekitar sebagai sumber belajar matematika di sekolah yang menyebabkan pembelajaran matematika lebih menarik dan bermakna bagi siswa. 
    Salah satu bagian dari materi geometri adalah bangun datar (Rahmiati, Musdi, & Fauzi, 2017; Rahmatina, 2017; Sundawan, Irmawan, & Sulaiman, 2019). Bangun datar tersusun atas kumpulan titik, garis, dan bidang sehingga terbentuk bangun dua dimensi (Lisnani, 2020: 1). Bangun datar terdiri dari bangun datar segitiga, segiempat, dan lingkaran. Segiempat terdiri dari konsep dan definisi geometri abstrak yang diperlukan untuk memecahkan hal yang terkait dengan penggunaan geometri dalam kehidupan nyata (Nisiyatussani, 2018: 28). Salah satu lingkup geometri yang dipelajari yaitu bangun datar. Konsep dan ide bangun datar sebenarnya sudah diperkenalkan sejak kecil kepada anak-anak berupa pengenalan titik dan garis (Nisiyatussani, dkk., 2018: 28). Menurut Suryaningrum, dkk (2020: 97), konsep geometri yang diimplementasikan di sekolah dasar berupa bangun datar (bangun yang berbentuk dua dimensi). Ketika seorang guru ingin mengajarkan bangun datar kepada siswa, guru mendapatkan tantangan sendiri untuk bisa menyampaikan konsep bangun datar kepada siswa (Khalil, Farooq, & Cakiroglu, 2017). Maka, peneliti perlu menyampaikan konsep itu menggunakan etnomatematika melalui kontek museum Sultan Mahmud Badaruddin II. 
        Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-garis lurus atau lengkung (Imam Roji, 1997).
Bangun-bangun geometri baik dalam kelompok bangun datar maupun bangun ruang merupakan sebuah konsep abstrak. Artinya bangun-bangun tersebut bukan merupakan sebuah benda konkret yang dapat dilihat maupun dipegang. Demikian pula dengan konsep bangun geometri, bangun-bangun tersebut merupakan suatu sifat, sedangkan yang konkret, yang biasa dilihat maupun dipegang, adalah benda-benda yang memiliki sifat bangun geometri. Misalnya persegi panjang, konsep persggi panjang merupakan sebuah konsep abstrak yang diidentifiaksikan melalui sebuah karakteristik. Dari uraian di atas maka bangun datar dapat didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal. Dengan demikian pengertian bangun datar adalah abstrak. Bangun Datar (persegi dan belahketupat) Sifat-sifat Bangun Datar Bangun datar adalah bangun yang dibentuk oleh garis-garis tertutup, yang mempunyai ciri khas masing-masing dan sifat masing-masing yang disebabkan bentuk dari masing-masing bangun datar tersebut yang berbeda-beda misalkan : Persegi, trapesium, persegi panjang, layang-layang, segitiga, lingkaran dll.

 

       

Gambar : 1.1 Tampak Depan Museum SMB II

    Gambar 1 menjelaskan tentang sejarah, ruang, dan benda peninggalan sejarah yang tersimpan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai berikut: 
A. Museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB II) terletak dikawasan Wisata Benteng Kuto Besak (BKB). Bangunan megah berukuran panjang  32 meter, lebar 22 meter dan tinggi sekitar 17 meter, berasitekturEropa dibangun oleh kolonial Belanda mulai tahun 1823 dan selesai pada tahun 1825. Dari wawancara dengan Nyimas Ulfa Aryeni Kasubag TU Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang, bangunan ini sebelumnya dipakai sebagai rumah dinas Residen Belanda di Palembang . sebelum bangunan yang sekarang menjadi museum ini didirikan sebuah keraton yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo atau Sultan Mahmud Badauddin I sekitar tahun 1737 M.

Setelah kekalahan Kesultanan Palembang Darussalam dalam peperangan melawan Belanda pada tahun 1821 yang ditandai dengan disingkirkannya Sultan Mahmud Badaruddin II, selanjutnya keraton dihancurkan. Penghancuran ini tentunya tidak semata-mata dilatari oleh kepentingan untuk mendirikan bangunan bergaya Eropa tetapi lebih dari itu dengan dihancurkannya bangunan keraton diharapkan kesan monumental dari ikatan emosional antar pemimpin yang diasingkan dan rakyatnya segera terputus. Seiring dengn berjalan waktu dan dinamika sejarah yang terjadi di Kota Palembang, fungsi bangunan ini sudah silih berganti, mulai dari markas tentara jepang pada masa pendudukan, Teritorial Kodam II Sriwijaya diawal kemerdekaan, beralih pengelolaan ke Pemerintah Kota Palembang sampai akhirnya menjadi museum. Nama museum diambil dari nama Pahlawan asal Palembang, yaitu Sultan Mahmud Badaruddin II karena semasa hidupnya melakukan tindakan kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa dalam melawan penjajah.

Hasil dari penelitian ini berupa gambaran tentang museum Sultan Mahmud Badaruddin II  yang mengandung nilai-nilai matematis khususnya dalam bahasan geometri. Adapun kajian mengenai konsep-konsep matematika pada Sultan Mahmud Badaruddin II  sebagai berikut :

1. Konsep geometri bangun datar pada piring ngidang Museum Sultan Mahmud Badaruddin II

Gambar : 1.2 Bangun datar lingkaran pada piring ngidang museum SMB II

Filosifi piring yang terdapat pada museum SMB II terbuat dari keramik, yang melambangkan sosial budaya rumpuni melayu. Bendai tersebut menjadii penting karenai sebagaii artefaki masalalui sehinggai menjadi bukti fisik adanya perkembangan sosialkultural pada masai abad ke-19 dikala rumpuni melayu masih dikuasai oleh ibelanda. Bagaimanai produki Cina bisa sampaii masuki dan di terima oleh masyarakat sebagian besar beragama islam, tentunyai ada syarat-syarat khususi sehinggai produki tersebuti akrabi dengan masyarakati melayu. Konsep bangun datar yang dimaksud adalah bentuk bangun datar lingkaran. Lingkarani adalah sebuahi bangun datari dengan sebuahi keistimewahani atau keunikani tersendirii yang tidaki dimilikii oleh banguni datar lainnya. Lingkarani merupakani banguni datar dua dimensi yang terbentuki dari sekumpulan titik dengan jarak yang konstanta atau teraturi dari titik tetap padai sebuahi bidang. Lingkaran memiliki luas yang dapat dihitung dengan rumus Sedangkan untuk menghitung keliling lingkaran dapat menggunakan rumus .

2. Konsep geometri pada prasasti talang tuo museum SMB II


Gambar : 1.3 Bangun ruang tabung yang terdapat pada Prasasti Talang Tuo museum smb

Prasasti Talang Tuo merupakani salah satui peninggalani yang berasali dari Kerajaan Sriwijaya. Prasastii ini pertamai kali ditemukani oleh Louis Constant Westenenk pada 17 Novemberi 1920. Prasastii Talang Tuo ditemukan di daerah kakii Bukiti Seguntang, dekat Palembang, dan saat ini disimpan di Museumi Nasionali Indonesia. Isinya menceritakani tentang pembangunan taman oleh Srii Jayanasai untuk kesejahteraani semua makhluk. Prasastii Talangi Tuo ditulis menggunakani hurufi Pallawai dan bahasa Melayu Kuno. Prasastii bertarikh 606 Saka atau 684 Masehi ini dipahatkan pada batui datari berukuran 50cmx80cm. Tabungi adalah banguni ruangi yang dibatasii oleh duai bidangi yangi berbentuki lingkarani sebagai sisii alasi dan sisii atasi dan sebuahi bidang lengkungi yang merupakani sisii tegaki yang disebuti selimuti tabung.

3. Konsep geometri bangun datar persegi pada sewet tajung


Gambar : 1.4 Bangun datar persegi pada sewet tajung

Sewet tajung merupakan kain yang khusus di buat untuk keluarga kesultananan atau bangsawan. Kain ini tidak dapat dipakai oleh sembaranga orang. Sewet tajung yang dibuat khusus laki-laki disebut dengan Gebeng atau Tajung Rumpak, sedangkan untuk wanita disebut tajung Blongsong. Sewet tajung ini dibuat dengan menggunakan benang sutra. Bangun datar persegi yang terdapat pada sewet tajung ini memiliki ciri-ciri empat sisi yang sama panjang, empat sudut yang semuanya isku-siku, dan mempunyai diagonal yang sama panjang serta tegak lurus. Rumus luas persegi adalah sisi x sisi sedangkan untuk kelilingnya adalah 4 x sisi.

4.Konsep geometri bangun datar persegi panjang pada koleksi tekstil museum SMB II


Gambar : 1.5 koleksi tekstil yang berbentuk persegi panjang

Filosofi yang berasal dari kata “texere” yangi berartii untuki menenun. Tekstili mengacui padai bahan fleksibeli yangi terdirii dari jaringani serati alami atau buatan, yang dikenali sebagai benangi titiki tekstili dibentuki dengan menenuni merajuti dan menekani serati secara bersamaan. Sejarahi tekstil hampir samai tuanya dengan peradaban manusia dan seiring berjalannya waktu sejarah tekstil semakin berkembangi titiki padai abad ke-6 dan 7 sebelumi masehii indikasii tertuai yang tercatati menggunakan serat, hadir dengan penemuan kain ramii dan wol pada penggaliani penduduk danaui Swiss. Kegiatani perspekstilan secara sederhanai telah dikenali sejaki lama oleh masyarakati Indonesia titik di zaman kerajaani pertekstilani dikenal melalui kerajaani tenuni dan batik terutama untuk lingkungani terbatas. Ketika itu tenun dan batik berkembang di lingkungan Keratoni terutamai ditujukan untuk keperluani senii dan budayai dalam perkembangannyai kegiatan tekstili terus meluasi perannya. Tak hanya untuk keperluan senii budayai dan kebutuhan pakaian di lingkungan terbatas, tetapi produk sandangi sudah disajikani sebagai mata pencahariani masyarakat Indonesia dimulaii dari industri rumahani sekitar tahun 1929. Persegii panjang adalah bentuki dua dimensii yang terdirii dari dua pasangi sisi yang masing-masing memilikii panjangi yang sama dan sejajari dengan pasangannya, serta memilikii empat sudut yang kesemuanya merupakan sudut siku-siku. Persegi panjangi adalah turunani dari persegi panjangi dengan dua sisi sejajar dan keempati sudutnya adalahi sudut siku-siku (90°). Sisii terpanjang disebut panjang dan sisi terpendek disebut lebar.


Link soal tentang etnomatematika

https://forms.gle/GKBzwAYyKF6fTKw36





Komentar

Postingan populer dari blog ini